Kamis, 19 Mei 2011

Demi Generasi Penerus Islam Masa Depan..



Assalamu 'Alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Yaa Shahibul Majlis dimanapun berada..

Dengan kemuliaan kalimat "Bismillaahi ar-rahmaan ar-rahiim", kiranya catatan singkat ini bermula.

Dan dengan segenap rasa keprihatinan hati atas keadaan generasi muda di zaman kini?, yang kian melangkah jauh meninggalkan jalan kemuliaan adab sebagai seorang anak kepada kedua orang-tuanya?, dan kian jauh pula dari keterpujian akhlaq sebagai hamba Allahu Azza wa Jalla, bahkan tidak jarang banyak generasi muda Muslim kita yang tidak mengenal bagaimanakah kemuliaan adab dan akhlaq Kanjeng Nabi kita, yakni hadrat Sayyidina wa Maulana Al Musthafa An-Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam!

Masya Allah, sungguh menyedihkan sekali, sehingga banyak generasi muda kita yang hidupnya terjerumus dalam berbagai perbuatan yang tercela, misalnya : aksi tawuran antar Gank ataupun antar Sekolah!, pengunaan Narkoba, pencandu ganja dan obat-obatan psikotropika terlarang lainnya, kecanduan minum-minuman berakhohol atau Khamr, perjudian, kriminalitas, pergaulan bebas, dan kenakalan lainnya. Dan berbagai perbuatan mudharat tersebut jelas mencerminkan bagaimanakah buruknya kualitas adab dan akhlaqnya, baik sebagai seorang anak, sebagai pelajar, dan khususnya sebagai seorang Muslim? Naudzubillahi min dzalik!

Syaikh Maulana Dally Iman bin datuk Maulana Musthafa Iman bin Datuk Maulana Abdullah Iman bin Syaikh Maulana Ali As-Sattar Asy-Syadzily, seorang Mursyid Thariqah Asy-Syadziliyah di Medan, Sumatera Utara dalam sebuah karya nazhamnya berjudul "Kanz As-Sattar Al Uyyub fii As-Salik us Shalihin", Tahun 1976, mengingatkan kita dalam syair nazhamnya :

"Darilah mana hendak kemana?,
Janganlah lupa tempat berhenti..

Hiduplah mulia engkau di dunia,
Selalu bertaubat sebelum mati!

Apalah guna sombongnya manusia
Jikalau mati azab kuburnya menanti..

Berendah dirilah, kiranya wahai Saudara
Mengikut Nabi jadilah Mukmin Sejati..

Yaa Rasulullaah salaamu 'alaika
Uhibbuka Yaa Maulana Nabiy..

Menapaki jalan dakwah sudah tentu bukanlah perkara mudah. Ketika seseorang memilih melangkahkan kakinya di Jalan Allahu Azza wa Jalla, maka sepedih apapun jua perjuangan  menempuhnya adalah kehormatan hidup yang paling mulia. Dan sudah tentu pula, setiap perjuangan haruslah dilandasi dengan kesucian niat hati, dan kekuatan itikad bathin yang kokoh, semata-mata hanya untuk meraih Ridha Allahu Azza wa Jalla dan Syafa'at Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam.  Ridha Allahu wa Ridha Waliy, tiada pernah terlepas semua kemuliaan hidup ini dari doa restu dan cinta kasih-sayang kedua orang-tua kita yang mulia.

Hal tersebut dirasakan benar dan menjadi keprihatinan hati mendalam oleh Al-Ustadz  Ahmad Zulfiqar bin Haji Abdul Razzaq, terlebih dengan usianya yang masih muda, ketika harus mengambil keputusan bulat untuk melangkahkan perjalanan hidupnya menapaki jalan dakwah, khususnya di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya di daerah Kemuning, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Setelah Ustadz muda yang juga mempunyai laqab asma' atau nama panggilan akrab, "Bib Ikang", khususnya didalam Keluarga Besar Halaqah-15 Mudzakarah Waliyu Ats-Tsaniy Al Jawi ini menyelesaikan pendidikan Syari'ah Islamiyyah di Pondok Pesantren Ma'had Al Khairat Rawa Lumbu, Pengasinan, Bekasi Timur dengan pimpinan Al-Allamah wal Fahamah As-Sayyidi Al Habib Hamid Nagib bin Syaikh Abu Bakar.

Melalui bimbingan Mursyid Mulia Al-Mudhir Al-Arif Billah Al-Habib Hamid Nagib bin Syaikh Abu Bakar, maka Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar bin Haji Abdul Razzaq mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu Tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu Sejarah, Ilmu Tauhid, Ilmu Tasawuf, Mahabbaturrasul Shallallahu 'Alaihi Wassallam, Ilmu Dakwah, dan berbagai ilmu syariah lainnya.

Kemuliaan kepribadian sang Ayahanda dan Ibundanya, yakni Al-Allamah Haji Abdul Razzaq bin Haji Muhammad Abdullah sebagai Mursyid yang paling berpengaruh di dalam  membimbing kepribadian diriAl-Ustadz Ahmad Zulfiqar,  terdapat pula tokoh idolanya yakni :

Al-Allamah Al-Faqih Al-Musnid Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Haddad, adalah Mursyid Mulia Kemuning yang menjadi Guru Besar juga Idola bagi Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar, serta sekaligus sebagai Pelindung majlis Ta'lim Nur Thoha Kemuning yang dipimpinnya ini.

Kemudian, Mursyid Mulia Ma'had Al-Khairat Rawa Lumbu Bekasi Timur, yakni Al-Allamah wal Fahamah Al-Musnid Al Habib Nagib bin Syaikh Abu Bakar.

Dan Al-Mudhir Ma'had Darul Musthafa Tarim di Yaman Selatan, yakni Mursyid Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syaikh Abu Bakar bin Salim.

Berikut adalah salah satu Sanad Ilmu Hadits melalui Sanad Mursyidnya, antara lain :

Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar bin Haji Abdul Razzaq berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah wal Fahamah Al-Musnid Al-Habib Nagib bin Syaikh Abu Bakar,

Selanjutnya, Al-Allamah wal Fahamah Al-Musnid Al-Habib Nagib bin Syaikh Abu Bakar berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arif Billah As-Sayyidi Asy-Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syaikh Abu Bakar bin Salim,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Al-Hafizh Al-Musnid  Al-Arif Billah As-Sayyidi Asy-Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syaikh Abu Bakar bin Salim berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad As-Segaf,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad As-segaf berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Asy-Syatiri,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Asy-Syatiri berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi [Simtud Durar],

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy [Simtuddurar] berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur [Shohibul Fatawa],

Dan selanjutnya Beliau, Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur [Shohibul Fatawa] berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir,

Dan selanjutnya Beliau, Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thohir  berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf As-Segaf,

Dan selanjutnya Beliau, Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf As-Segaf  berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba'alawiy berguru kepada Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Zein Al-Habsyi,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Zein Al-Habsy  berguru kepada Mursyid Mulia, Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad [Shohibur Ratibul Haddad],

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad [Shohibur Ratibul Haddad] berguru kepada Mursyid Mulia, Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husain bin Abu Bakar bin Salim,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husain bin Abu Bakar bin Salim berguru kepada ayahandanya, Muryid Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abu Bakar bin Salim [Fakhrul Wujud],

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Habib AbuBakar bin Salim [Fakhrul Wujud] berguru kepada Mursyid Mulia, Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin,

Dan selanjutnya Beliau, Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin berguru kepada Mursyid Mulia, Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali ['Ainul Mukasyifi'in],

Dan selanjutnya Beliau, Muryid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali ['Ainul Mukasyifi'in] berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abu Bakar As-Sakran,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abu Bakar as-Sakran berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abu Bakar bin Abdurrahman As-Segaf,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allmah Al-Hafizh Al-Habib Abu Bakar bin Abdurrahman As-segaf berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman As-Segaf,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman As-Segaf berguru kepada ayahandanya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Maulad Dawilah,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad maulad Dawilah berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alawi Al-Ghayur,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alawi Al-Ghayur berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam Al-Faqih Al -Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam  Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawiy berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad As-Shahib Marbath,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad As-shahib Marbath berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Muhammad As-Shahib Marbath bin Ali,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Muhammad As-Shahib Marbath bin Ali berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alawi,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ali Khali' Qasam bin Alawi berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Alawi bin Muhammad,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Alawi bin Muhammad berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alawi,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alawi berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Alawi bin Ubaidillah,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Alawi bin Ubaidillah berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Isa Ar-Rumiy bin Muhammad An-Naqib,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah  Al-Imam Isa Ar-Rumy bin Muhammad An-Naqib berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhiy,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhiy berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Al-Imam Ja’far Ash-Shadiq,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Al-Imam  Ja'far Ash-Shadiq berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad,

Dan selanjutnya Beliau, mursyid Mulia Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad Radhiyallahu 'Anhu berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Sayyidina Al-Imam Husain bin  Sayyidina Al-Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu,

Dan selanjutnya Beliau, Mursyid Mulia Sayyidina Al-Imam Husain bin Sayyidina Al-Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu berguru kepada ayahandanya, Mursyid Mulia Sayyidina Al-Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu,

Dan adalah Beliau, mursyid Mulia Sayyidina Al-Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu berguru kepada Semulia-mulia Mursyid, hadrat Sayyidina wa Maulana Al-Musthafa Muhammad bin Abdillah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, maka sebaik-baik bimbingan sanad Mursyid adalah bimbingan mulia daripada hadrat Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam.

Demikianlah sanad keilmuan Mursyid yang menjadi sebaik-baik Guru dan pembimbing adab dan akhlaq yang mulia dari Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar yang wushul sanadnya sampai kepada hadrat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam.

Dan demikian pula itu pula dengan nasabnya, khususnya dari nasab Ayahandanya, yakni Abuya Haji Abdul Razzaq yang bertaut dengan nasab Syaikh Abu Bakar Al-Idrus Al-Yamani.  Dan, hadratusy Syaikh Abu Bakar Al-Idrus Al-Yamani merupakan alim ulama yang masyhur di negeri yaman pada masanya, juga merupakan seorang Haba'ib keturunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam.

Berikut adalah sanad nasabiyyah dari Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar bin Haji Abdul Razzaq, antara lain :

Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar bin Haji Abdul Razzaq bin Muhammad Abdullah bin Muhammad Ismail bin Muhammad Thabrani bin Muhammad Muhajir bin Muhammad Mardani bin Muhammad Thoha bin Muhammad Sadri bin Muhammad Sulaiman bin Muhammad Abdurrahman  bin Muhammad Abdul Rasyid bin Muhammad Asmawi bin Muhammad Damiri bin Muhammad Shaleh bin Asy-Syarif Ali bin Asy-Syarif Abdurrahman bin Asy-Syarif Muhammad bin As-Sayyid Asy-Syarif Abu Bakar Al-Idrus Al-Yamani.

Demikian sekilas manakib singkat Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar ini Al-Dhaif susun, selebihnya Al-Dhaif memohon ma'af bilamana banyak terdapat kelemahan, kekhilafan dan sudah tentu kesalahan didalam penulisan risalah ini. Terlepas dari semua uzur, catatan ini adalah bentuk kecintaan dan rasa hormat kepada Akhinal Ustadz Ahmad Zulfiqar, sebagai Sahabat Halaqah-15 dan Saudara seperjuangan, matur-nuwun Bib?



Kini dengan Majelis Ta'lim Nur Thoha Kemuning yang diasuhnya, maka perjuangan dakwah yang sesungguhnya telah mulai dikibarkannya dengan dukungan seluruh Jama'ah yang terdiri atas anak-anak usia pra-remaja, remaja, dan anak-anak yatim-piatu yang berada di wilayah Pasar Minggu Jakarta Selatan, Depok, Pondok Gede dan Tambun Bekasi. Juga terdapat cabang dari Majlis Ta'lim Nur Thoha yang eksis di Jogjakarta.

Majlis Ta'lim Nur Thoha Kemuning berbasis di Jl. Kemuning Dalam I, Kemuning Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan skedul pengajian rutin setiap Malam Rabu, bakda Sholat 'Isya sampai dengan selesai.



Majlis pengajian dengan dukungan Tim Hadrah Nur Thoha yang diperkuat dengan dua Sulis [Vocalis] bersaudara, yakni Fitra Ramdhoni bin Hasan Musa dan Oktri Maulidar bin Hasan Musa, serta dukungan seluruh anak-anak Tim Hadrah semakin membuat suasana Kemuning seperti Kampung Maulidun Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam dan Kampung Ratibul Haddad.



Majlis Ta'lim Nur Thoha Kemuning secara rutin mengadakan acara Maulidun Nabi  Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam, Dzikir, Sholawat, Ratib, Burdah dan sebagainya, serta berbagai acara majlis Ziarah Kubra ke Maqam para Waliyullah dan Haba'ib di sekitar wilayah Jakarta, Bogor dan Tambun Bekasi.

Berdakwah, mensyiarkan agama itu memang perlu memahami kondisi di lmasyarakat, agar ilmu maupun nasehat yang disampaikan dapat bermanfaat secara efektif. Dengan cara menghidupkan tali ukhuwah Islamiyyah dan silaturahim, maka rasa persaudaraan semacam itu dapat menjadi sarana menanamkan rasa kecintaan kepada ilmu agama, kepada kedua orang-tua, kepada para guru, sebagaimana menjadikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam sebagai idola setiap generasi muda Muslim di dunia, khususnya di Indonesia.

Adab dan Akhlaq generasi muda sangat berperan dalam maju-mundurnya dakwah Islamiyyah,  khususnya sebagai benteng kehormatan setiap keluarga Muslim, oleh sebab itu Al-ustadz Ahmad Zulfiqar lebih menekankan pentingnya peranan Adab dan Akhlaq kepada jama'ahnya, khususnya dengan mempelajari dan mengikuti kemuliaan Adab dan Akhlaq Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam, serta mengikuti jalan mulia para Alim Ulama dan Haba'ib sebagai para pewaris ilmu Nabi. Dekatilah orang-orang yang Shaleh agar tiada sesat jalan.

Maka, jangan sampai masyarakat antipati karena pendekatan adab dan akhlaq yang tidak mulia, sebab seorang pendakwah mesti memiliki sifat rendah hati, sabar, penuh perhatian, jujur dalam menilai, serta mampu memberikan suri tauladan yang baik sebagaimana yang telah diwariskan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wassallam, demikian jelas Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar yang tidak mau dipanggil Habib, meskipun ia seorang keturunan Habaib.

Insya Allah, Majlis Ta'lim Nur Thoha dalam menjalankan dakwahnya semata-mata karena mengharap Ridha Allahu Azza wa Jalla dan Syafa'at Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam. tentunya senantiasa pula dengan dukungan doa restu kedua orang-tua yang tercinta.

Dengan lebih memperkuat pada kajian Ilmu Fiqih, Ilmu Tauhid, Sejarah dan Tasawuf diharapkan nantinya setiap Jama'ah Majlis Nur Thoha Kemuning dapat menjadi Benteng Kehormatan Agama di Masyarakat, Benteng Kehormatan Keluarga, Benteng Kehormatan Bangsa Indonesia, serta terwujudnya Generasi Muda Muslim masa Depan yang Islami, Allahumma Amiin.. Insya Allah.

Demikianlah sekilas kesan Al-Dhaif tentang Majlis Ta'lim Nur Thoha Kemuning, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dibawah bimbingan Al-Ustadz Ahmad Zulfiqar bin Haji Abdul Razzaq, semoga bermanfaat dan senantiada dalam naungan Perlindungan Al-Khaliqul 'Alam, Amiin.

Akhirul kanz, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

@ Al-Dhaif Ismu Pagu Al-Daly, Halaqah-15 Kemuning 20 May 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar